Kisah ini saya pikir tidak pantas saya
untuk kuluapkan dalam kertas putih yang dibaluti dengan tinta biru , tapi
inilah kisah saya.
Hampir sudah 3tahun kuhidup bersama dengan
seorang tante tanpa di dampingi oleh orang tua. Awalnya sifat baik itu selalu saja
ia perlihatkan , sikap lemah lembut ,penyayang dan perhatiannya dalam
merawatku. Namun,hal itu hanya bertahan seumur jagung, seiring dentikan jarum
jam sifat itupun berubah, bagaikan sebuah busur yang arahnya 180 derajat.
Sering kali kepala ini bekerja sama dengan otak ini untuk memikirkan hal
tersebut. Tapi hati ini yakin bahwa ada hal yanga akan saya dapat nantinya
meski dirinya berubah.
Pagiku selalu di hidangkan sebuah ocehan
kasar bahkan ocehan yang sering kali membuat mata ini menitihkan air , namun ada
hal yang membuat batin ini harus terus bersabar dan yakin bahwa ini hanya
sementara.
Sebuah kata bahkan kalimat yang tidak
sepantasnya aku dengar dan bahkan tidak pantas membuat hati ini luka tanpa
darah selalu menjadi lauk disarapanku.
Kata-kata yang hampir tidak pernah di lontarkan oleh bibir manis ayah
dan ibuku kini kudengar melalui bibir si gadis perawan tua yang rumahnya
kutinggali untuk sementara berteduh sembari ku menuntut pendidikan disekolah
adiwiyata ini. Hal ini ku jalani karna kuhadir , ku berusaha dank u berdoa
hanya 1 tujuan yang mungkin tujuan ini sama dengan kalian semua yakni hanya
untuk membanggakan ke2 orang tua. Meski
hanya jarak 5 jari yang menghalangi
jarakku dengan malaikat duniaku namun hati kecil ini sering kali merasakan
rindu.
Berpindah dari kisah bersama si gadis
perawan tua, kini ku lanjutkan dengan kisah yang pasti kalian tidak pernah
percaya , toh kalian percaya pasti hanya beberapa persen sja. Ini bukan sikap ria saya dan bukan pula cerita
fiktif belaka.
Malam itu ku pandangi sebuah awan hitam
yang diterangi oleh bintang yang bertaburan, ku mulai termenung,dan menikmati
indahnya tabran bintang itu. Kulangkahkan kaki ini menuju bilik kecil tempat
kubaringkan tubuh ini namun tidak lupa tidurku ku iringi dengan doa.
Perlahan bunga tidur menghampiri tidur
nyenyakku , jari jemari ini terasa dingin , namun ini adalah sebuah bunga tidur
yang mungkin ada orang yang ingin mendapatinya namun sulit untuk ia dapati,
kini bunga tidur ini membawaku menjelahi alam ini, tempat ini baru pertama kali
ku lihat meski hanya lewat sebuah bunga tidur , hati ini merasa takjub jari
jemari ini semakin terasa dingin, bungatidur itu membawaku melihat sebuah kota
mekkah dan langsung mengahantarkanku ke depan hajar aswad yang begitu besar yang
dikelilingi dengan emas .Apakah pertanda dari sebuah bunga tidurku ini?, aku
enggan untuk menceritakan hal ini kepada malaikat duniaku, dan smpai
kuterbangun ,tubuh ini begitu lunglai untuk melaksanakan shalat 2rakaat itu,
entah kenapa pula di sujud terkhirku ku menitihkan air mata , kembali ku
berpikir mungkin sang pencipta telah membuatkan ku tempat terindahku di sna dan
mungkin pula ini adalah hari terkhirku hidup bersama dengan malaikat duniaku,
tapi ku cba untuk berpikir positif terhdp mimpi itu , dan terus kulntukngkn
doa-doaku ” ya allah kalu memang ini adalah shalat terakhirku, baiklah akan ku
siapkan diri ini untuk bertemu denganmu , namun ku meminta kepadamu ya allah ,
apabila ku berada diujung sakratul mautku ku ingin melihat ayah ibuku tersenyum
lepas dan mengihlaskan ku menuju tempat terindahmu , jagalah mereka ,
lindungilah mereka dan panjangkanlah umur mereka karna ku yakin engkau pasti
mempunyai rencana dibalik sebuah kejadian ini “. Hari-hari setelah bunga tidur
itu menghantuiku , entah kenapa perilaku dan sikap tubuh ini berubah secara
perlahan , seringkali kuberpikir aneh tapi mungkin ini hidayah dari sang
penciptaku, mungkin kalian merasa ini tidak benar bahkan hanya goresan
kebohongan namun saya percya bahwa ini adalah hal terindah yang allah kirimkan lewat bunga
tidurku , dan bahkan pula ini teguran atas perbuatan ku yang sering kali ku
melupakannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar